Paracetamol Obat Apa Sih

Paracetamol Obat Apa Sih

Premaston adalah obat penguat kandungan bagi ibu hamil yang mengalami kekurangan hormon plasenta sehingga terancam mengalami keguguran. Selain itu, obat Premaston juga digunakan untuk mencegah keguguran pada ibu hamil yang memiliki riwayat keguguran berulang.

Premaston merupakan obat dari jenis terapi pengganti hormon yang masuk dalam kelas obat keras sehingga penggunaannya harus dengan resep dokter. Baca terus untuk mengetahui informasi tentang kegunaan, dosis lazim, efek samping Premaston, kontraindikasi, interaksi serta informasi keamanan obat ini untuk ibu hamil.

Peringatan dan Perhatian

Sebelum dan selama menggunakan obat ini, harap perhatikan hal-hal dibawah ini:

Perhatian penggunaan Ketorolac

Ketorolac dapat diperoleh dengan resep dokter. Oleh karena itu, sebaiknya Anda berkonsultasi dengan/menginformasikan pada dokter atau apoteker sebelum terapi apabila:

Simpan obat sesuai dengan kemasannya pada suhu ruangan, terhindar dari panas, kelembaban, dan cahaya langsung. Tidak dibenarkan menyimpan obat dalam lemari pendingin (freezer). Hindarkan dari jangkauan anak-anak. Tanyakan pada tenaga kesehatan apabila Anda ingin membuang sisa obat yang tidak digunakan.

Adult: Each tab contains paracetamol 500 mg and codeine phosphate 8 mg: 1-2 tab 4-6 hrly. Max: 8 tab/24 hr. Each 5 mL oral soln contains paracetamol 120 mg and codeine phosphate 12 mg: 15 mL 4 hrly as needed.Child: Tab: 12-18 yr 1-2 tab 6 hrly. Max: 8 tab/24 hr. Oral soln: 3-6 yr 5 mL 3 or 4 times daily; 7-12 yr 10 mL 3 or 4 times daily.

Post-op pain management in childn who underwent tonsillectomy and/or adenoidectomy.

Patient w/ paralytic ileus, GI obstruction, adrenal insufficiency, CNS depression, history of drug abuse or acute alcoholism, head trauma, prostatic hyperplasia and/or urinary stricture, pre-existing resp disease, thyroid dysfunction, known G6PD deficiency, history of seizure disorder. Hepatic or renal impairment. Pregnancy and lactation.

Nausea, vomiting, constipation, abdominal pain, pruritus, dizziness, drowsiness, lightheadedness, shortness of breath, sedation, euphoria, dysphoria, voice disorder, dyspnoea, allergic reactions, rash, thrombocytopenia, agranulocytosis. Potentially Fatal: Hepatotoxicity. Rarely, Stevens-Johnson syndrome, acute generalised exanthematous pustulosis, toxic epidermal necrolysis.

May impair ability to drive and operate machinery.

Monitor relief of pain, resp and mental status, BP, bowel function and signs or symptoms of hypogonadism or hypoadrenalism.

Symptoms: Paracetamol: Pallor, nausea, vomiting, anorexia, abdominal pain, metabolic acidosis, glucose metabolism disturbances, liver damage. In severe cases, encephalopathy, haemorrhage, hypoglycaemia, cerebral oedema, acute renal failure and death. Codeine: Nausea, vomiting, CNS and resp depression, pinpoint pupils, convulsion, coma. Management: Paracetamol: If presented w/in 1 hr of poisoning, admin activated charcoal. If needed, admin IV N-acetylcysteine or oral methionine. Codeine: Symptomatic and supportive treatment. Consider activated charcoal if an adult presents w/in 1 hr of ingestion. Admin naloxone if in state of coma or resp depression. Repeated doses may be needed in a seriously poisoned patient.

Increased paracetamol absorption w/ metoclopramide and domperidone. May increase risk of bleeding w/ warfarin and other coumarins. Codeine may antagonise GI effects of metoclopramide and domperidone. Increased CNS depression w/ CNS depressants (e.g. anaesth, anxiolytics, hypnotics, TCAs, and antipsychotics).

Sedative effects may be potentiated when used w/ alcohol.

Paracetamol may cause false-positive result for urinary 5-hydroxyindoleacetic acid.

Description: Mechanism of Action: Paracetamol, a para-aminophenol derivative, exhibits analgesic action by peripheral blockage of pain impulse generation; produces antipyresis by inhibiting the hypothalamic heat-regulating centre; and its weak anti-inflammatory activity is related to inhibition of prostaglandin synthesis in the CNS. Codeine, a phenanthrene derivative, binds to opiate receptor in the CNS, causing inhibition of ascending pain pathways.Pharmacokinetics: Absorption: Readily absorbed from GI tract. Bioavailability: 53% (codeine). Time to peak plasma concentration: Approx 10-60 min (paracetamol); approx 1 hr (codeine).Distribution: Distributed into most body tissues; crosses the placenta and present in breast milk. Volume of distribution: Approx 1 L/kg (paracetamol); approx 3-6 L/kg (codeine). Plasma protein binding: 10-25% (paracetamol); approx 7-25% (codeine).Metabolism: Paracetamol: Undergoes hepatic metabolism. N-acetyl-p-benzoquinoneimine (minor metabolite) is produced in minute amounts mainly by CYP2E1 and CYP3A4 isoenzymes in the liver and kidney. Codeine: Metabolised by O- and N-demethylation in the liver to morphine, norcodeine, normorphine, hydrocodone and other metabolites.Excretion: Paracetamol: Via urine mainly as glucuronide and sulfate conjugates w/ <5% excreted as unchanged drug. Codeine: Via urine mainly as conjugates w/ glucuronic acid. Half-life: Approx 1-3 hr (paracetamol); 3-4 hr (codeine).

Store between 20-25°C. Protect from light.

Acetaminophen and Codeine Solution (Qualitest Pharmaceuticals). DailyMed. Source: U.S. National Library of Medicine. https://dailymed.nlm.nih.gov/dailymed/. Accessed 22/08/2014. Anon. Acetaminophen and Codeine. Lexicomp Online. Hudson, Ohio. Wolters Kluwer Clinical Drug Information, Inc. https://online.lexi.com. Accessed 22/08/2014. Anon. Acetaminophen. Lexicomp Online. Hudson, Ohio. Wolters Kluwer Clinical Drug Information, Inc. https://online.lexi.com. Accessed 22/08/2014. Anon. Codeine. Lexicomp Online. Hudson, Ohio. Wolters Kluwer Clinical Drug Information, Inc. https://online.lexi.com. Accessed 22/08/2014. Buckingham R (ed). Codeine. Martindale: The Complete Drug Reference [online]. London. Pharmaceutical Press. https://www.medicinescomplete.com. Accessed 22/08/2014. Buckingham R (ed). Paracetamol. Martindale: The Complete Drug Reference [online]. London. Pharmaceutical Press. https://www.medicinescomplete.com. Accessed 22/08/2014. Codeine Use in Certain Children After Tonsillectomy and/or Adenoidectomy: Drug Safety Communication - Risk of Rare, But Life-Threatening Adverse Events or Death. U.S. FDA. https://www.fda.gov/. Accessed 22/08/2014.

Pasak bumi atau dikenal juga dengan istilah tongkat ali dan memiliki nama ilmiah Eurycoma longifolia merupakan pohon semak tinggi yang biasa ditemukan di Asia Tenggara. Tanaman pasak bumi sangat diminati hingga saat ini karena dianggap sebagai spesies tanaman yang sangat bermanfaat terutama bagi kaum pria.

Manfaat pasak bumi diklaim dapat membantu meningkatkan kemampuan dan kejantanan seksual pria. Akar dan kulit kayunya digunakan secara oral untuk mengobati disfungsi ereksi, meningkatkan hasrat seksual, mengobati infertilitas pria, dan meningkatkan kinerja atletik.

Akar pasak bumi (Eurycoma longifolia) dikenal memiliki khasiat sebagai afrodisiak berupa jamu untuk kejantanan pria serta mengandung beberapa bahan kimia yang memiliki efek berbeda dalam tubuh dan tampaknya dapat mempengaruhi cara tubuh memproduksi hormon testosteron.

Pasak bumi juga memiliki nama lain yaitu longjack, yang sepertinya efektif untuk mengatasi infertilitas pada pria dengan meningkatkan kualitas dan konsentrasi sperma pada pria infertil, serta dapat meningkatkan hasrat seksual.

Selain itu, pasak bumi memiliki beberapa kegunaan lain, di antaranya meningkatkan minat dalam melakukan hubungan seksual, mengatasi nyeri punggung bawah, penuaan, gangguan pencernaan, radang sendi, demam, malaria, bisul, tekanan darah tinggi, TBC, saking tulang, sipilis, kanker, batuk, diare, ataupun sakit kepala.

Kehamilan dan Menyusui

Efek Overdosis Premaston

Belum ada data yang menunjukkan efek overdosis penggunaan Premaston. Namun penggunaan tanpa resep dokter pada dosis tinggi dan dalam jangka waktu lama sangat mungkin menyebabkan efek overdosis. Gejalanya dapat berupa nyeri perut parah, gangguan siklus menstruasi dan edema. Jika kondisi ini terjadi segera konsultasikan dengan dokter Anda.

Ringkasan hal-hal penting terkait obat Sanmol Forte

Paracetamol atau acetaminophen adalah obat yang berfungsi untuk meredakan demam dan nyeri, termasuk untuk mengobati nyeri haid hingga sakit gigi yang tersedia dalam bentuk tablet, sirup, tetes, suppositoria dan infus.

Meskipun mekanisme kerja paracetamol belum diketahui secara pasti, obat ini diketahui dapat menurunkan suhu tubuh seseorang yang mengalami demam dengan bekerja pada pusat pengaturan suhu yang ada pada otak. Paracetamol juga dapat meredakan nyeri dengan cara menghambat pembentukan prostaglandin.

Hal yang harus diketahui sebelum mengonsumsi Paracetamol

1.Bila memiliki alergi terhadap paracetamol, jangan sesekali menggunakan obat ini.

2.Bagi penderita penyakit liver, penyakit ginjal atau pecandu alkohol, harap berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum mengonsumsi paracetamol.

3.Bagi penderita diabetes dan fenilketonuria, harap berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum mengonsumsi paracetamol karena kandungan aspartame yang terdapat di dalamnya.

4.Bagi ibu hamil, ibu menyusui dan ibu yang sedang merencanakan kehamilan, harap berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum mengonsumsi paracetamol.

5.Untuk anak dengan usia di bawah 2 tahun, harap berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum mengonsumsi paracetamol.

6.Hanya dokter di rumah sakit atau fasilitas kesehatan yang berhak memberikan paracetamol suntik.

7.Beri tahu dokter bila sedang mengonsumsi suplemen, obat tertentu atau produk herbal (obat antikejang, obat batuk pilek atau obat pengencer darah) sebelum mengonsumsi paracetamol.

8.Segera hubungi dokter bila terdapat reaksi alergi obat, efek samping serius atau overdosis pasca mengonsumsi paracetamol.

Paracetamol merupakan golongan obat bebas dengan kategori obat penurun panas dan pereda nyeri (analgesic dan antipiretik) yang dapat digunakan oleh dewasa dan anak-anak. Untuk ibu hamil, paracetamol hanya boleh digunakan apabila besarnya manfaat yang didapat lebih besar dari risiko terhadap janin. Paracetamol dapat terserap ke dalam ASI, sehingga sangat disarankan untuk ibu yang sedang menyusui agar berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.

Untuk dosisnya, paracetamol akan disesuaikan dengan bentuk ketersediaan obat, tujuan penggunaan serta usia pasien. Walaupun secara umum, dosis paracetamol tablet atau suppositoria untuk meredakan demam dan nyeri adalah sebagai berikut:

·Dewasa: 500 – 1.000 mg atau 10 – 15 mg/kgBB, setiap 4 – 6 jam. Pada usia dewasa, dosis maksimal paracetamol sebesar 4.000 mg per hari.

·Bayi dan anak-anak: 10 – 15 mg/kgBB, dengan lebih dari 4 – 6 jam. Dosis paracetamol pada bayi dan anak tidak boleh melebihi 15 mg/kgBB per dosis.

·Dosis paracetamol untuk anak dibawah 2 tahun akan ditentukan langsung oleh dokter.

·Untuk paracetamol infus, dosis serta pemberiannya dilakukan langsung oleh dokter atau petugas medis dengan tetap dalam pengawasan dokter, juga dengan menyesuaikan kondisi pasien.

Cara mengonsumsi Paracetamol

1.Patuhi anjuran dokter dan baca informasi yang tertera pada kemasan obat sebelum mengonsumsi paracetamol.

2.Jangan menambah atau mengurangi dosis pemakaian paracetamol tanpa berkonsultasi dengan dokter.

3.Paracetamol dapat dikomsumsi sebelum atau sesudah makan.

4.Untuk paracetamol sirup, kocok terlebih dahulu sebelum diminum. Agar dosis lebih tepat, gunakan sendok takar yang tersedia dalam kemasan.

5.Hentikan penggunaan paracetamol jika keluhan tidak kunjung reda dalam 3 hari sejak menggunakan paracetamol.

6.Simpan paracetamol di tempat yang kering dan hindari terkena paparan sinar matahari langsung.

7.Jauhkan obat dari jangkauan anak-anak.

8.Paracetamol suppositoria digunakan dengan cara dimasukkan ke dalam anus. Cuci tangan sebelum memasukkan bagian lancip pada ujung obat ke dalam anus dan pastikan kemasan plastic pelindungnya telah terbuka.

9.Setelah obat masuk ke dalam anus, duduk atau berbaringlah selama 10 – 15 menit hingga obat terasa meleleh, lalu cuci tangan kembali.

10.Paracetamol suppositoria harus disimpan di dalam kulkas.

Efek samping Paracetamol

Pada umumnya paracetamol jarang menimbulkan efek samping bila dikonsumsi mengikuti anjuran dan petunjuk dokter. Akan tetapi bila dikonsumsi secara berlebihan, dapat menimbulkan efek samping seperti mual atau muntah, sakit kepala, sulit tidur, sakit pada perut bagian atas, warna urin menjadi gelap, merasa sangat lelah hingga penyakit kuning. Segera lakukan pemeriksaan bila efek samping yang terjadi tidak kunjung mereda. Download aplikasi IHC Telemed di App Store dan Google Play dan nikmati layanan konsultasi langsung dengan dokter IHC dimanapun dan kapanpun. IHC Telemed, sehat dalam genggaman.

Ketorolac adalah salah satu obat dalam kelompok terapi obat anti-inflamasi non-steroid (AINS) yang digunakan untuk mengobati peradangan (inflamasi) dan nyeri. Dibandingkan obat lain dalam kelompok AINS, seperti ibuprofen, ketorolac lebih efektif dalam mengatasi nyeri akibat peradangan dan non-peradangan.

Tablet, suntik, dan tetes

Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAIDs)

Dosis Premaston dan Cara Penggunaan

Premeston tersedia dalam bentuk sediaan tablet dengan kekuatan dosis per tabletnya mengandung allystrenol 5 mg.

Ingat! Dosis yang tepat sesuai dengan anjuran dokter berdasarkan berat ringannya penyakit, berat badan, usia, dan lain-lain.

Dosis dan Cara penggunaan Ketorolac

Ketorolac tersedia dalam sediaan merk dagang dan generik yang diperoleh dengan resep dokter. Pengobatan nyeri paska operasi dengan ketorolac selalu diberikan kombinasi injeksi dan tablet, setelah pasien dapat makan dan minum. Ketorolac dalam bentuk injeksi biasanya disuntikkan ke dalam otot atau pembuluh darah vena setelah prosedur operasi dan diteruskan dengan pemberian ketorolac tablet untuk mengobati nyeri setelah pembedahan.

Berikut adalah dosis obat ketorolac yang direkomendasikan:

Ketorolac tablet diminum setiap 4 atau 6 jam dengan segelas air, atau sesuai dosis yang dianjurkan dokter. Setelah meminum tablet ketorolac, sebaiknya jangan berbaring lebih dahulu selama 10 menit untuk menghindari nyeri lambung. Apabila terjadi nyeri lambung, obat dapat diminum setelah makan, setelah minum susu, atau dikombinasi dengan pemberian antasida. Konsumsi ketorolac tidak boleh lebih dari 5 hari untuk mencegah risiko efek samping serta tidak direkomendasikan untuk pasien dibawah usia 17 tahun.

Sebagai pereda nyeri (analgetik)

Obat yang mengandung paracetamol bisa digunakan untuk meredakan nyeri kategori ringan atau sedang misalnya:

Sebagai penurun panas (antipiretik)

Sanmol Forte digunakan untuk menurunkan demam pada segala usia. Namun obat ini sebaiknya digunakan bila suhu tubuh sudah benar-benar tinggi dan membutuhkan terapi obat penurun panas.

Berdasarkan rekomendasi WHO, penggunaan obat penurun panas dilakukan bila suhu tubuh lebih besar dari 38,5 °C.Paracetamol adalah salah satu obat yang sering digunakan dalam berbagai merk sediaan obat flu dan pilek.

Oleh karena itu, jika sediaan obat flu Anda tidak mengandung paracetamol, Anda bisa menggunakan Sanmol Forte jika Flu disertai demam.