Menumbuhkan Kepribadian Pasif
Ketika anak terlalu sering bermain handphone, bisa jadi mereka akan cenderung memilih untuk menatap layar dan menjauh dari interaksi dengan teman sebaya dan anggota keluarganya.
Sebagai akibatnya, kebiasaan ini dapat menghambat kemampuan anak untuk bersosialisasi dan berkomunikasi secara efektif. Apabila hal ini dibiarkan berlanjut, pengaruh negatif tersebut dapat terbawa hingga masa dewasa.
Sebuah penelitian tahun 2018 dari Universitas Negeri Yogyakarta melaporkan bahwa anak-anak sekolah yang “kecanduan” main HP memiliki kepribadian yang cenderung lebih pasif, seperti individualis, tertutup, apatis (kurang peduli dengan sekitarnya), memiliki rasa sosial yang kurang, pola pikirnya cenderung irasional, suka mencari mudahnya saja, dan kurang mempunyai simpati.
Menghambat Kemampuan Bahasa Anak
Kebiasaan main smartphone secara berlebihan adalah salah satu faktor risiko keterlambatan bicara (speech delay) yang paling umum, tapi jarang disadari orang tua. Hal ini karena penggunaan yang berlebih bisa membuat anak “ketergantungan” sehingga enggan melepaskan gadget.
Sebuah penelitian tahun 2018 melaporkan, durasi main handphone yang bertambah selama 30 menit per hari dikaitkan dengan peningkatan risiko gangguan bahasa ekspresif sebesar 2,3 kali lipat.
Gangguan bahasa ekspresif itu, Bun, adalah kendala berekspresi, di mana anak dapat memahami apa yang dikatakan orang lain, tapi sulit baginya untuk meramu kata dengan baik untuk merespon perkataan orang tersebut serta kesulitan untuk mengatakan apa yang hendak ia katakan.
Kurangnya interaksi dengan orang lain bisa mengurangi perbendaharaan kata anak. Oleh sebab itu, setiap orang tua harus memperhatikan dan membatasi penggunaan gadget pada anak. Jika tidak segera ditangani, maka anak akan cenderung menutup diri dan enggan berbicara dengan orang lain.
Cara Membatasi Waktu Anak Bermain Handphone (Screen Time)
Nah, agar efek negatif dari penggunaan gadget tidak merugikan si Kecil, penting bagi orang tua untuk memahami kapan saat yang tepat untuk memperkenalkan akses gadget atau mengizinkan si Kecil mulai bermain video game di handphone.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan panduan mengenai screen time alias durasi batas waktu menggunakan gadget yang bisa Bunda dan Ayah terapkan di rumah, sebagai berikut:
Anak 0-2 tahun tidak boleh diberikan main HP sama sekali sampai usianya 2 tahun. Apalagi semata-mata bertujuan untuk menghibur dan membuat anak tenang.
Anak 2 tahun boleh main HP maksimal 1 jam per hari, tidak boleh lebih dari itu. Semakin sedikit, semakin baik.
Anak 3-5 tahun boleh main HP maksimal 1 jam dalam satu hari. Screen time boleh dipakai untuk tujuan hiburan (non-edukasi), misalnya untuk membaca E-Book. Tapi, total batas pemakaiannya tetap tidak boleh lebih dari batas waktu yang direkomendasikan.
Terdapat berbagai cara yang bisa dilakukan untuk mengalihkan perhatian si Kecil dari ketergantungan pada gadget, antara lain:
Penggunaan HP tidak boleh mandiri, harus didampingi dan dipantau orang tua untuk memastikan konten yang ia akses berkualitas dan menjelaskan apa yang sedang mereka pelajari.
Luangkan waktu khusus atau quality time bersama keluarga tanpa melibatkan gadget. Lakukan kegiatan yang menghibur, seperti membaca buku, bercerita, berjalan-jalan di taman, atau bermain permainan yang seru.
Pengurangan penggunaan gadget oleh orang tua juga penting, mengingat anak cenderung meniru kebiasaan dari orang-orang terdekatnya.
Usahakan untuk tidak menggunakan gadget sebagai bentuk hadiah atau cara untuk mengalihkan perhatian.
Perbanyaklah waktu untuk melakukan aktivitas fisik di luar ruangan. Para ahli menyarankan agar anak-anak menghabiskan setidaknya tiga jam dalam sehari di luar ruangan sebagai langkah pencegahan terhadap risiko miopia atau rabun jauh.
Pastikan anak mendapatkan cukup tidur di malam hari. Para ahli juga menyarankan untuk tidak menggunakan handphone setidaknya satu jam sebelum tidur.
Ajak anak untuk aktif berinteraksi dengan teman sebayanya, hal ini dapat membantu si Kecil memperoleh dan mengasah keterampilan sosial serta membangun hubungan yang lebih baik.
Baca Juga: 10 Contoh Kegiatan Motorik Kasar dan Halus untuk Anak TK (4-5 Tahun)
Nah, demikianlah penjelasan lengkap mengenai dampak terlalu sering bermain handphone pada anak usia dini. Jadi, jangan anggap remeh bahaya ketergantungan gadget, terutama pada kesiapan belajar si Kecil. Sebab pada tahap ini, anak-anak masih butuh banyak bermain dan mengeksplor dunia sekitarnya untuk belajar, bukan berdiam diri di kamar menatap layar berjam-jam.
Yang perlu diingat, sebagai orang tua, konsistensi Bunda dalam mengawasi serta memberikan arahan yang tepat bagi penggunaan gadget sangatlah penting, sehingga si Kecil dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
Jangan lupa juga kunjungi Sekolah Generasi Maju untuk mendapatkan pedoman lengkap seputar tips stimulasi dan cara memaksimalkan perkembangan si Kecil untuk siapkan prestasinya. Yuk, kunjungi sekarang juga, Bun!
Halodoc, Jakarta – Anak-anak cenderung menyukai hal yang menyenangkan, termauk main video game. Hal itu membuat anak-anak sering kali menghabiskan banyak waktu untuk bermain game, bahkan sampai kecanduan. Sebenarnya, boleh saja jika membiarkan Si Kecil sesekali bermain game untuk mengisi waktu. Namun, hal ini bisa memicu dampak yang tidak baik jika dilakukan terlalu sering.
Nyatanya, ada beberapa dampak yang bisa muncul akibat anak-anak sering main game, termasuk dampak kesehatan fisik dan kesehatan mental. Kebiasaan menghabiskan waktu bermain game bisa membuat Si Kecil mengalami kecanduan yang ditandai dengan merasa gelisah dan mudah marah apabila tidak diijinkan bermain, susah berhenti main game, tidak peduli dengan orang sekitar, hingga muncul gejala penyakit, seperti migraine atau mata lelah.
Baca juga: Kapan Kecanduan Game Online Jadi Masalah Kesehatan Mental?
Anak Jadi Lebih Agresif
Anak yang kecanduan bermain game yang mengandung unsur kekerasan, seperti perang-perangan, pertarungan, dan lain sebagainya, biasanya akan lebih agresif dan memiliki emosi yang tinggi. Meski begitu, sebenarnya bermain game juga bisa memberi manfaat untuk anak, termasuk membantu mengembangkan kemampuan memecahkan masalah dan meningkatkan kreativitas. Maka dari itu, penting bagi ayah dan ibu untuk lebih bijak dalam memberikan izin anak bermain game, bukan malah melarangnya sama sekali.
Baca juga: 6 Tips Hindarkan Anak Kecanduan Game Online
Jika anak menunjukkan gejala kecanduan main game dan mulai mengganggu, mintalah Si Kecil untuk membatasi atau mengurangi waktu main game. Jika butuh saran ahli untuk mengatasi kecanduan game pada anak, coba pakai aplikasi Halodoc. Lebih mudah menghubungi psikolog atau psikiater melalui Video/Voice Call atau Chat. Ayo, download aplikasinya sekarang di App Store atau Google Play!
Malpraktik Akademik
Handphone tidak hanya mengalihkan perhatian anak-anak dari pelajaran tetapi juga dapat menjadi alat malpraktek mereka untuk mendapatkan nilai yang baik dalam ujian. Menggunakan kalkulator bawaan dalam ujian yang tidak diperbolehkan, menyimpan foto atau informasi referensi untuk menyontek saat ujian, atau bahkan bertukar jawaban dengan siswa lain melalui obrolan selama ujian, telah diamati secara luas di berbagai sekolah. Perilaku seperti itu tidak hanya mempengaruhi kinerja akademis tetapi juga menghasilkan masalah kepribadian.
Tidak bisa disangkal bahwa handphone atau smartphone menjadi barang yang sangat kita butuhkan untuk beraktivitas. Bahkan, perangkat elektronik ini sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan anak. Memang ada banyak macam konten menarik dan mendidik yang bisa diakses dari HP untuk memuaskan rasa ingin tahu anak. Tapi, tahukah Bunda kalau terlalu sering main handphone dapat berakibat buruk terhadap tumbuh kembang anak?
Lalu, bagaimana caranya membatasi waktu si Kecil bermain handphone?
Masalah Komunikasi
Tidak hanya kemampuan bersosialisasi saja yang bermasalah, anak yang kecanduan game juga akan mengalami kesulitan dalam berkomunikasi. Kegiatan berkomunikasi bukan hanya sekadar mendengarkan dan memberi respons perkataan orang lain, tapi juga termasuk membaca ekspresi lawan bicara. Anak yang kurang bersosialisasi biasanya kesulitan melakukan hal ini.
Dampak Keseringan Main Game
Terlalu sering main game, apalagi sampai membuat anak tidak melakukan aktivitas lain bisa memicu beragam dampak buruk, di antaranya:
Kesulitan Memahami Pelajaran
Kecanduan bermain gadget juga berpengaruh pada kemampuan kognitif anak dalam belajar dan mengolah informasi yang pada akhirnya berdampak negatif pada pencapaian akademis si Kecil di sekolah
Contohnya, dalam konteks pembelajaran di sekolah, anak cenderung mengalami kesulitan dalam memahami materi yang diajarkan guru. Selain itu, anak-anak cenderung cepat kehilangan minat dalam belajar dan membaca buku.
Risiko kerusakan fungsi kognitif akibat penggunaan gadget ini dapat meningkat jika paparan terhadap gadget dimulai sejak usia dini.
Kesehatan Mata Terganggu
Menatap layar komputer atau gadget terlalu lama saat bermain game otomatis akan membuat kesehatan mata anak jadi menurun, mulai dari mata lelah, minus bertambah, sampai kerusakan saraf mata.
Apa Dampak Anak Terlalu Sering Main HP?
Setiap gadget, baik itu HP, tablet, laptop, pada dasarnya dapat diibaratkan seperti dua mata pisau bagi anak. Di satu sisi, penggunaan gawai bisa memiliki dampak positif apabila dimanfaatkan dengan baik, tapi ada juga pengaruh buruknya yang perlu diwaspadai, Bun.
Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa 30% anak berusia di bawah enam bulan sudah mengalami paparan gadget dengan rata-rata penggunaan sekitar 60 menit setiap hari.
Ketika mencapai usia dua tahun, 9 dari 10 anak memiliki paparan gadget yang lebih tinggi, yang berpotensi mengakibatkan anak mengalami gangguan ketergantungan layar gadget, yang dikenal sebagai Screen Dependency Disorder (SDD).
Berikut ini berbagai dampak negatif anak yang terlalu sering menggunakan gadget: